KEMA

   Kema adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Indonesia. Batas wilayah Kecamatan Kema adalah di sebelah utara berbatasan dengan Kota Bitung, di sebelah timur dengan Laut Maluku di sebelah selatan dengan Kecamatan Kombi, Kabupaten Minahasa dan di sebelah barat dengan Kecamatan Kauditan. Desa Kema yang sekarang sudah terbagi menjadi 3 desa yakni Desa Kema I, Kema II dan Kema III yang merupakan ibukota kecamatan dan kota pelabuhan ikan di belahan timur Minahasa yang memasok ikan laut untuk kawasan kecamatan-kecamatan yang ada di pesisir pantai timur seperti Kema, Kombi dan Lembean Timur. Di samping itu, kecamatan ini sebagai daerah wisata dengan objek wisata pantai Batu Nona dan pantai Pasir putih Lilang. Kema merupakan daerah kelahiran pahlawan nasional yaitu Maria Walanda Maramis.
     Desa Kema memiliki banyak potensi pariwisata budaya diantaranya pantai pasir putih makalisung, pantai lilang, pantai waleo, pantai batu nona, pantai firdaus, pantai asparaga, pantai tasik oki, makam penginjil Lammers dan penjara tua peninggalan Portugis.

BATU NONA




     Batu Nona terletak di desa Kema III, pantai kema, Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Jika anda naik kendaraan pribadi dari Manado membutuhkan kira-kira 2 jam. Perjalanan menuju ke Batu Nona, sepanjang perjalanan anda hanya akan melihat rumah-rumah penduduk meyoritas keturunan Ternate maka dari itu disebut tempat ini Kora-Kora. Kora Kora adalah pasukan khusus ternate yang hebat dalam berperang, bahkan terkenal bisa jalan di atas air ketika berperang. Namun Raja Ternate pada waktu itu di racun oleh Spanyol dan Portugis setelah raja ternate di bunuh maka pasukan setia dari raja memilih melarikan diri ke Kema. Xaverius terkenal arif dan bijaksana, maka ia menerima siapa saja orang yang tertindas. 
     Tidak heran Batu Nona diambil dari sebutan bahasa orang pesisir pantai di Indonesia Timur yang berarti wanita cantik. Batu Nona dipercaya tempat dari Dewi Laut yang sangat cantik sejak zaman dahulu bahkan sejak perang berkecamuk baik dari pihak asing tidak ada yang berani untuk berperang di tempat ini. Bahkan ada cerita siapa yang memulai peperangan di tempat ini armada mereka akan hancur, hal ini terbukti dengan beberapa kapal dari Portugis dan Spanyol tenggelam secara misterius di tempat ini seperti tertiup angin lalu di hisap oleh laut di ikuti dengan munculnya wanita cantik sexy yang hanya memakai kain saja. Maka dari itu tidak heran tempat ini menjadi tempat perlindungan serta tidak ada peperangan di sini. 
     Batu Nona di sini terlihat seperti wajah wanita cantik. Namun sayang sekarang untuk melihat Batu Nona sudah sulit untuk jalan kaki karena jalan untuk memutar bukit seperti sengaja di tutup. Maka anda harus menyewa speed bot atau kendaraan air lain. Sekarang pantai ini di kelola dan di komersilkan, anda dapat melihat wujud dari penghuni Batu Nona ini yang telah di buat menjadi patung. 

PANTAI FIRDAUS 



     Keberadaan Pantai Firdaus sebenarnya sudah sejak lama dikenal sebagai objek wisata andalan di Sulawesi Utara. Pantai Firdaus berlokasi di pesisir pantai Desa Kema II, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Lebih tepatnya berjarak sekitar 30 km dari Kota Manado atau sekitar 15 km dari Airmadidi. Jika ingin menuju ke Pantai Firdaus, anda bisa menempuh perjalanan darat dengan mengendarai mobil dari Manado sekitar 40 menit perjalanan dengan kecepatan normal. 
     Pantai yang satu ini cukup menarik karena memiliki hamparan pasir berwarna hitam, ombak laut yang tak terlalu tinggi, air laut yang jernih serta langit yang berwarna biru ketika cuaca cerah. Keberadaan Pantai Firdaus mulai di kenal luas oleh masyrakat Indonesia sejak tahun 2016 lalu. Pasalnya tahun 2016 lalu semoat terjadi fenomena gerhana matahari total di Indonesia dan rupanya Pantai Firdaus menjadi salah satu spot terbaik untuk menyaksikan gerhana matahari total yang merupakan fenomena cukup langka di Indonesia. 
     Sejak saat itu jumlah kunjungan ke Pantai Firdaus terus meningkat. Karena termasuk pantai yang di kelola cukup baik. Pantai Firdaus pun juga menjelma sebagai surga rekreasi air di Minahasa Utara. Anda bisa mencoba beragam olahraga air yang disediakan di Pantai Firdaus, mulai dari Banana Boat, Flying Fish, Mega Mambo hingga Water Sport Jet Ski. Semua olahraga seru yang memacu adrenaline tersebut bisa anda coba satu per satu di Pantai Firdaus. 

PENJARA TUA 



     Penjara Kema terletak di Desa Kema II, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawei Utara. Penjara ini terletak pada 6 meter di atas permukaan laut serta berjarak sekitar 500 meter daru pantai dan merupakan peninggalan masa kolonial yang di tinggalkan oleh bangsa Portugis. Penjara Tua Kema ini terletak di antara permukiman penduduk. Untuk sampai di situ anda harus melewati gang diantara bangunan rumah penduduk. 
    Dahulu desa ini dikenal dengan sebutan Bandar Kema, sebab di tempat ini dahulu merupakan tempat berlabuhnya kapal-kapal. Pada tahun 1504, bangsa Portugis mulai berdatangan ke Kema untuk mencari rempah-rempah. Yang mempengaruhi bangsa Portugis mencari jalan ke daerah ini adalah karena faktor ekonomi dan faktor agama. Faktor-faktor ini di tambah dengan faktor lain, yaitu petualangaan. Faktor petualangan inilah yang menimbulkan keinginan mengarungi samudera untuk menjelajahi daerah-daerah yang belum di kenal.
      Selain mendirikan gereja, Portugis juga mendirikan penjara yang sekarang berlokasi di Desa Kema II. Penjara ini merupakan tempat menghukum penduduk yang menentang Portugis. Sebelum penjara ini di dirikan, penduduk lokal yang menentang Portugis biasanya di bawa dan di tahan di Maluku. Pada tahun 1602, bangsa Belanda masuk ke daerah ini. Penamaan Bandar Kema kemudian di ganti oleh Belanda menjadi Kema Leter B, sedangkan Kema II di sebut dengan Kema Leter A dan Kema I sekarang di sebut dengan Kema Pondol. 

TERIMA KASIH

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer